DAMPAK KORUPSI DAN KEMISKINAN DI
INDONESIA
Korupsi di Indonesia merupakan suatu yang
lumrah dan bahkan menjadi tradisi, terutama bagi para pejabat pemerintah. Salah satu inidikasinya adalah
lemahnya sistem penegak hukum di Indonesia yang sampai saat ini belum bisa
menuntaskan tindak pidana korupsi secara maksimal. Oleh karena itu, masyarakat
kecil di Indonesia dan di pedesaan pada khususnya menjadi telantar karena
sibuknya pemerintah dalam menuntaskan korupsi yang tak kunjung selesai sampai
saat ini. Di Indonesia sendiri bahkan
menjadi rangking terkorup nomer ke 3 di dunia bahkan Indonesia termasuk dari
sepuluh besar yang tingkat korupsinya tinggi di nengara-negara dunia.
1. Permasalahan korupsi di Indonesia tidak
dapat ditangani secara mudah. Budaya
korupsi sudah mendarah daging di segala kehidupan ekonomi. Birokrasi yang
terbelit-belit serta peraturan yang tidak jelas telah menyuburkan korupsi.
Hukuman yang terlalu ringan bagi para koruptor juga tidak mengurangi efek jera
bagi para pelakunya. Korupsi di Indonesia memang harus ditangani secara serius
dan memberikan hukuman yang paling berat kepada pelakunya. Hal tersebut dapat
dilakukan oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat.
Korupsi, tentu saja berdampak sangat
luas, terutama bagi kehidupan masyarakat miskin di desa dan kota. Awal mulanya,
korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang jumlahnya.
Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat menaikkan pendapatan
negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Pemerintah sama sekali
tidak mempertimbangkan akibat dari adanya kenaikan BBM tersebut harga-harga kebutuhan pokok seperti beras
semakin tinggi biaya pendidikan semakin mahal, dan pengangguran bertambah.
Tanpa disadari, masyarakat miskin telah menyetor 2 kali kepada para koruptor.
Pertama, masyarakat miskin membayar kewajibannya kepada negara lewat pajak dan
retribusi, misalnya pajak tanah dan retribusi puskesmas. Namun oleh negara hak
mereka tidak diperhatikan, karena “duitnya rakyat miskin” tersebut telah
dikuras untuk kepentingan pejabat. Kedua, upaya menaikkan pendapatan negara
melalui kenaikan BBM, masyarakat miskin kembali “menyetor” negara untuk
kepentingan para koruptor, meskipun dengan dalih untuk subsidi rakyat miskin.
Padahal seharusnya negara meminta kepada koruptor untuk mengembalikan uang
rakyat yang mereka korupsi, bukan sebaliknya, malah menambah beban rakyat miskin.
Ada beberapa dampak buruk yang akan
diterima oleh kaum miskin akibat korupsi, diantaranya:
1. tidak menutup
kemungkinan juga berdampak pada pengangguran di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan terjadinya
pengangguran. Penganguran timbul karena adanya ketimpangan antara jumlah
angkatan kerja dan lapangan kerja.
Oleh karena itu, semakin banyaknya
angka kemiskinan di Indonesia akibat banyaknya pelaku korupsi ini, juga
berdampak pada banyak sektor, seperti banyaknya anak terlantar tidak sekolah,
banyaknya pengamen di jalalanan, pengangguran yang semakin meningkat dan
seterusnya. Semua ini disebabkan karena tidak adanya perhatian dari pemerintah,
malah pada kenyataannya korupsi justeru semakin merajalela dan nyaris tidak
tertangani. Bagaimana solusi dan pemecahannya? Menurut hemat saya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan di bawah ini.
Solusi Dan Pemecahan Masalah
1. Mempertegas
sistem hukum di Indonesia untuk bersikap
tegas terhadap para pelaku korupsi.
2. Korupsi sudah jelas akan berdampak kepada
kemiskinan, karena tidak adanya perhatian khusus dari pemerintah, sehingga
masyarakat kecil semakin terbengkalai.
3. Selani itu, Korupsi juga
mempunyai dampak terhadap pengangguran, sama seperti halnya terhadap
kemiskinan.
4. Oleh karena itu, salah satu solusi dalam menangani
permasalahan korupsi di Indonesia, agar tidak berdampak pada kemiskinan dan
pengangguran yaitu dengan cara mempertegas sistem hukum di Indonesi, KPK harus
benar-benar ditegakkan, dan harus ada kesadaran bagi pemerintah dan para
pejabat yang harus muncul dari hati nuraninya yang terdalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar